KEBUMEN - Komisi C DPRD Kabupaten
Kebumen geram atas buruknya pengelolaan kebudayaan di Kabupaten Kebumen.
Komisi C menilai, seni budaya masih kurang mendapat perhatian dari
Pemkab Kebumen.
Hal itu terkuak saat rapat paripurna DPRD dengan agenda Laporan Komisi
terhadap Raperda APBD Perubahan tahun anggaran 2013 di Gedung DPRD
Kebumen, belum lama ini.
Komisi C melalui juru bicaranya, Akhmad Khaeroni mengungkapkan, berdasar
audit Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa
Tengah, nilai kebudayaan Kabupaten Kebumen mendapat skor R (rendah).
“Hampir tidak percaya kalau melihat skor R yang didapat. Terlebih
Kabupaten Kebumen sangat kaya akan kesenian tradisional seperti kuda
lumping, jam janeng, rebana, tek-tek kentongan, wayang kulit, kethoprak,
tayub dan lain-lain,” sesalnya.
Komisi C melihat skor rendah yang didapat tersebut hanya karena faktor
kurangnya perhatian dan pembinaan dari SKPD terkait yang belum menyentuh
grup–grup kesenian tradisional yang ada.
Melihat kondisi itu, Komisi C mengusulkan anggaran sebesar Rp 229 juta
untuk pembinan kesenian tradisional. Komisi C berharap anggaran
pembinaan kesenian tradisional ditambah lagi pada anggaran 2014
mendatang.
“Untuk mendukung pelestarian dan perkembangan kesenian tradisional di
Kabupaten Kebumen. Sehingga pada audit BPKP selanjutnya bisa mendapat
skor nilai yang lebih baik,” ujar Khaeroni.
Selain itu, kata dia, akan meningkatkan kontribusi seni budaya terhadap sektor pariwisata seperti di daerah lain.
Komisi C juga meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diparbud)
agar kesenian tradisional diberikan porsi untuk di tampilkan pada
event-event yang di selenggarakan Pemkab. Seperti Hari Jadi Kabupaten
Kebumen, termasuk dalam menyambut Visit Jateng 2013.
Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen Pekik Sat Siswo Nirmolo juga
menyesalkan hal itu. Menurutnya, hasil audit tersebut merupakan hal yang
memprihatinkan. Dia berharap, hasil audit tersebut mestinya menjadi
bahan instrospeksi bagi pihak-pihak terkait, sampai sejauh mana
pembinaan kesenian yang ada di Kebumen.
Dia mengatakan, sejauh ini pembinaan yang terjadi hanya berorientasi
pada meningkatkan kontribusi seni budaya terhadap sektor pariwisata
saja. Sehingga beberapa kegiatan kesenian yang tidak memberi kontribusi
terhadap sektor pariwisata akan terabaikan.
Dia melanjutkan, keberadaan DKD yang ada di Kabupaten Kebumen juga belum
difungsikan secara maksimal. Hal tersebut berkaitan dengan minimnya
anggaran pembinaan mendukung pelestarian dan perkembangan kesenian yang
ada.
“Kedepan barangkali perlu ada optimalisasi fungsi DKD agar ikut terlibat
dalam pembinaan, dan penyelenggaraan even-even seni budaya di Kebumen
termasuk dalam menyambut hari jadi Kabupaten Kebumen dan Visit Jateng
2013,” kata Pekik saat dihubungi.
Sementara itu, Kepala Diparbud Kabupaten Kebumen Drs Hery Setyanto
mengakui pihaknya belum optimal melakukan pembinaan terhadap keberadaan
seni budaya. Dia menyatakan, banyak kendala yang dihadapi, salah satunya
adalah tentang minimnya anggaran.
Meski demikian, dia menolak anggapan jika di Kabupaten Kebumen aktifitas
seni budaya tidak berjalan. “Kemungkinan pendataan kami yang lemah.
Sebenarnya di desa-desa selalu ada pentas. Entah itu, wayang, jamjaneng,
ebleg atau lain sebagainya. Tetapi memang datanya tidak terekam
sehingga kami tidak laporkan,” kata Hery Setyanto ditemui di ruang
kerjanya, Rabu (18/7).
Dengan kejadian ini, pihaknya akan mengoptimalkan pendataan terhadap keberadaan kesenian yang ada di Kabupaten Kebumen.
Disinggung tentang usulan Komisi C agar anggaran untuk pembinaan
kesenian ditambah, dia menyambut gembira dengan usulan itu. “Kita akan
pergunakan untuk pembinaan. Baik dalam bentuk bantuan untuk pentas, bisa
juga dalam bentuk bantuan peralatan,” ujarnya.
(ori/radarbanyumas.co.id)
Kurangnya perhatian PEMKAB Kebumen terhadap Seni dan Budaya
Rabu, 24 Juli 20130 komentar
0 Comments